Sabtu, 09 Maret 2013

sejarah klenteng di lasemSEJARAH KLENTENG TJOE AN KIONG DAN MAK CO TIAN SHANG SHENG MU Ditulis oleh Administrator Minggu, 08 April 2012 14:32 Tian Shang Sheng Mu ( Thian Siang Sing Bo – Hokkian ) dikenal juga dengan sebutan Ma Zu atau Tian Hou. Tian Shang Sheng Mu adalah seorang wanita yang pernah hidup di daerah Fu Jian, tepatnya di pulau Mei Zhou dekat Pu Tian, namanya Lin Mo Niang (Lim Bik Nio-Hokkian). Ayahnya Lin Yuan, pernah menduduki jabatan sebagai ” Pengurus ” di Propinsi Fu-Jian. Karena kehidupannya yang sederhana dan gemar berbuat kebaikan, orang menyebutnya sebagai ” Lin San Ren ” yang berarti ” Lin, orang yang baik ”, Mo Niang dilahirkan pada masa pemerintahan Kaisar Tai Zu dari Dinasti Song Utara, tahun Jian Long pertama, bulan 3 tanggal 23 Imlik, ( tahun 960 Masehi ) malam hari. Selama sebulan sejak dilahirkan, ia tidak pernah menangis sama sekali, sebab itulah ayahnya memberi nama ” Mo Niang ” kepadanya ” Mo Niang ” Huruf ” Mo ” berarti ” diam ”.Sejak kecil Lin Mo Niang ( Lim Bik Nio – Hokkin ) telah menujukkan kecerdasan yang luar biasa. Pada usia 7 tahun ia telah masuk sekolah, dan semua pelajaran yang telah diterima tidak pernah dilupakan. Kecuali belajar, ia juga tekun sekali bersembahyang. Ia sangat berbakti pada orang tuanya, dan suka menolong tetangga-tetangganya yang sedang dirundung malang. Sebab itu penduduk desa sangat menghormatinya. Konon Tai Shang Lao Jun memberikan sebuah kitab suci rahasia. Dari kitab itulah kemudian Lin Mo Niang belajar banyak ilmu gaib untuk mengusir roh-roh jahat dan menolong para nelayan yang sedang mengalami musibah ditengah lautan. Ia faham sekali ilmu falak dan peredaran cuaca, sebab itu ia dapat mendatangkan hujan pada saat kekeringan. Kehidupan ditepi laut menempanya menjadi seorang gadis yang tak gentar menghadapi dahsyatnya gelombang dan angin taufan yang menghantui para pelaut. Kecuali itu, ia dapat juga menyembuhkan orang sakit, kemahirannya dalam pengobatan ini menyebabkan orang-orang desanya menyebutnya sebagai ” Ling Nu ” yang berarti ” gadis mukjijat ” , ” Long Nii ” atau ” gadis Naga ” dan ” Shen Gu ” atau bibi yang sakti ” . Dalam legenda diceritakan, bahwa dalam usia 23 tahun, ia berhasil menaklukkan 2 siluman sakti yang menguasai pegunungan Tao Hua Shan. Ketua siluman itu, yaitu Qian Li Yan yang dapat melihat sejauh ribuan Li, dan Sun Feng Er yang dapat mendengar ribuan pal, akhirnya menjadi pengawalnya. Selanjutnya wanita sakti ini banyak membantu rakyat membasmi kejahatan dan menolong kapal-kapal yang diserang badai. Karena perbuatan-perbuatan mulia inilah namanya segera terkenanl diseluruh propinsi. Terakhir Diperbaharui pada Jumat, 13 April 2012 04:10 Selengkapnya... KLENTENG POO AN BIO LASEM DAN KONGCO KONG TIK CUN ONG Ditulis oleh Administrator Minggu, 08 April 2012 14:25 Pada tahun 1740 pemukiman orang Tionghoa yang semula berada di sekitar jalan arteri barat-timur dan sepanjang sungai Dasun terus ke utara serta Soditan, diperluas kearah selatan sampai kali Kemendung. Kira-kira tahun itulah diperkirakan Kelenteng POO AN BIO didirikan, sebab keberadaan Kelenteng tidak bisa dipisahkan dengan komunitas Tionghoa. Kelenteng ini terletak di tepi kali Kemendung dan terletak di desa Karangturi. Sebagian besar orang Tionghoa Lasem adalah berasal dari Kabupaten Nan’an ( Lam-Oa ), karesidenan Quanzhou, propinsi Fujian ( Hokkian ). Dulu ketika para moyangnya merantau ke luar negeri, mereka selalu membawa arca Guang Ze Zun Wang ( Kong Tik Cun Ong ) didalam bagasi. Mereka percaya bahwa Dewata ini adalah pelindung orang yang merantau. Setiba di tempat yang dituju mereka lalu memujanya di rumah yang baru. Sebab itu banyak sekali rumah di Taiwan yang ditempati oleh imigran asal Quanzhou ( Coanciu ) memuja Guang Ze Zun Wang .Demikian pula didaerah tujuan daerah perantau lainnya seperti Malaya dan Jawa. Sebab itu pula setelah kehidupan mulai mapan mereka mendirikan Kelenteng. Kiranya berdirinya Kelenteng POO AN BIO juga punya pola yang sama. Karena dianggap sebagai Dewa Pelindung maka Guang Ze Zun Wang disebut pula Bau An Zun Wang ( Raja Terhormat Pelindung Ketentraman ) dan Kelentengnya disebut BAO AN MIAO atau POO AN BIO. Siapakah sebenarnya Guang Zen Zun Wang ? Dewata ini bermula dari seorang bernama Guo Zhongfu ( Kwee Tiong Hok ), tapi sumber lain menyebutnya Guo Hongfu ( Kwee Ang Hok ) atau Guo Qian ( Kwee Kian ), asli penduduk kabupaten Nan’an, propinsi Fujian ( Hokkian ).. Keluarga Guo ( Kwee ) berasal dari zaman dinasti Zhou. Pada waktu itu Zhou Wen Wang menghadiahkan wilayah Guo pada seorang saudara mudanya. Sebab itu sang pangeran disebut Guo Shu. Dari dia kemudian turun temurun menurunkan keluarga bermarga Guo. Terakhir Diperbaharui pada Sabtu, 14 April 2012 13:56 Selengkapnya... KARANGAN : TEMENGGUNG MARTOPURA Cerita perkiraan ini mengenai laskar Cina dari Pantai timur dibawah pimpinan Cik Macan ( Tan Pan Tjiang ) dan pemuda Tik ( Oei Ing Kiat ) untuk melawan Kompeni Belanda di Semarang. Dan ceritera orang tua Lasem dengan petilasannya adalah Kelenteng Babagan Lasem yang di dunia tidak ada duanya. Menurut ceritera orang tua-tua di Lasem dan yang pernah membaca buku tentang kepahlawanan 2 orang Cina di Lasem dengan petilasan Kelenteng Babagan Lasem iniyang diberi nama GIE YONG KONGCO yang berarti Kakek Nan Gagah Perkasa. Adalah sebagai berikut : Pada waktu Kompeni telah berada di Semarang, di Lasem terdapat Cina-cina tokoh perang yang bernama Tan Pan Tjiang dan Oei Ing Kiat ( dalam buku Babad Tanah Jawa disebut Encik Macan dan Muda Tik ). Kedua orang ini adalah sebagai orang pembuat genteng di desa Klotok. Melihat tingkah laku Kompeni Belanda yang sewenang-wenang memulangkan orang-orang Cina ke Tiongkok kembali dan membuang mereka kelaut, maka keduanya mengangkat senjata melawan Kompeni. Yaitu diperkirakan pada tahun 1742 (Perang Kuning) tetapi pada awal ia mengangkat senjata itu, dalam perjalanan ke Semarang tentunya melawan garong - garong yang tidak bertanggung jawab. Yang selanjutnya oleh ceriteraan ini disebut Perang Godou Balik. Yaitu 3 km dari Lasem ada desa Godou.Dan pada lanjutannya ke Semarang setelah berperang didaerah Semarang maka mengalami kekalahan dan mundur sampai di Mondoliko ( Tanjung Welahan ) kedua pahlawan ini gugur. Selanjutnya oleh Kakak Tan Pan Tjiang yang bernama Tan Kee Wie sebagai ahli ukir mendapat firasat dalam mimpi bahwa dikali Juana ada terapung 2 batang kayu. Kedua batang kayu ini tidak terambil oleh siapapun juga walaupun diinginkan , maka diperintahkan dalam mimpi itu agar Tan Kee Wie mengambil dan membuatkan patung untuk Tan Pan Tjiang dan Oei Ing Kiat untuk sebagai peringatan anak cucunya pada Kelenteng kecil menghadap ketimur.